Ia memprotes genosida di Jalur Gaza yang tak kunjung dihentikan.
Tentara AS itu diketahui bernama Aaron Bushnell. Ia masih aktif sebagai prajurit dengan spesialisasi pada bidang IT di Angkatan Udara AS.
“Minggu larut malam, Talia Jane (jurnalis independen) melaporkan bahwa Bushnell meninggal karena luka yang dideritanya akibat bakar diri,” ungkap laporan The Jerusalem Post.
WARNING! (SENSITIVE CONTENT)
- Alternatif link: https://pomf2.lain.la/f/cf609ue8.mp4
- Berita lainnya dan video tanpa link "No Sensor" tersedia di channel telegram kami: https://t.me/sakaratul_maut
- Tidak terima atas kasus genosida di Gaza.
Dalam sebuah unggahan di Twitter, Bushnell mengungkapkan kegelisahannya sebelum akhirnya membakar diri.
“Saya adalah anggota aktif Angkatan Udara AS. Dan saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Saya akan melakukan aksi protes ekstrem, tapi dibandingkan dengan apa yang dialami rakyat Palestina di tangan penjajah, protes tersebut tidak ekstrem sama sekali,” ungkap Bushnell.
“Inilah yang diputuskan oleh kelas penguasa sebagai hal yang normal,” tambahnya.
Pria tersebut kemudian menyiram dirinya dengan bensin dan menyalakan api, sambil meneriakkan “Free Palestine!” saat dia terbakar.
Hampir satu menit kemudian, beberapa pria merespons kejadian tersebut, menggunakan alat pemadam kebakaran untuk mencoba memadamkan api.
2. Bakar diri bukan pertama kali terjadi.
Departemen pemadam kebakaran Washington DC menanggapi insiden tersebut pada pukul 12.58, kemudian mengkonfirmasi melalui X bahwa seorang pria dipindahkan ke rumah sakit dengan luka yang serius setelah membakar dirinya di luar kedutaan.
Angkatan Udara tidak mengonfirmasi identitas spesifik Bushnell, tetapi mengatakan kepada beberapa outlet berita bahwa pengunjuk rasa tersebut sebenarnya adalah anggota dinas aktif Angkatan Udara.
Bushnell bukan orang pertama yang terlibat dalam bentuk protes ekstrem, atau bahkan orang pertama yang melakukan hal tersebut sejak pecahnya perang di Gaza.
Pada Desember, seorang pengunjuk rasa membakar dirinya sendiri di luar konsulat Israel di Atlanta. Demonstran tersebut berada dalam kondisi kritis, meskipun tidak jelas statusnya saat ini.
Bakar diri sebagai bentuk protes mempunyai sejarah yang panjang.
Pada 2011, aksi bakar diri Mohamed Bouzazi, seorang pedagang kaki lima asal Tunisia, memicu revolusi demokrasi di Timur Tengah yang dikenal sebagai Arab Spring.
3. Jumlah korban perang Gaza terus bertambah.
Perang di Gaza masih terus berlanjut hingga saat ini.
Israel kini akan memfokuskan serangannya ke wilayah Rafah di selatan Gaza.
Jumlah korban tewas mencapai 30 ribu orang. Sementara hampir 70 ribu lainnya menderita luka-luka.
Dilansir Midlle East Eye, warga Gaza juga kini dihadapkan pada bencana kelaparan. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), warga Palestina di Gaza kini merupakan 80 persen orang yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia.
Sementara, bantuan kemanusiaan masih belum diizinkan masuk ke Gaza akibat konflik yang berkecamuk.
*Artikel: IDN Times