Notification texts go here Contact Us

VIDEO: Uncen Berdarah 16 Maret 2006

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Demonstrasi di depan Uncen Abepura pada 16 Maret 2006.

"Saudara-saudara diminta segera membubarkan diri. Sekali lagi diminta segera meninggalkan tempat." kata aparat kepolisian dari mobil polisi menggunakan pengeras suara dalam sebuah rekaman video tragedi kemanusiaan yang dikenal dengan "Uncen Berdarah" yang berdurasi kurang lebih lima menit.


Saat itu tanggal 16 Maret 2006, sekitar pukul 12.25 WIT. Himbauan tersebut tak diindahkan ratusan mahasiswa. Mereka tetap memilih duduk bertahan di jalan raya, tepat depan Kampus Universitas Cenderawasih, Abepura, Jayapura.


Mereka duduk berhadapan dengan aparat berseragam polisi anti huru-hara. Aparat memegang pentungan, tongkat, hingga pistol. Jumlah mereka kira-kira 300-an orang. Ditambah dengan aparat intelejen yang berseregam preman kurang lebih 100-an orang. Jumlah keseluruhan hampir 400-an orang.


Aksi demo telah berlangsung tiga hari lamanya, yakni; sejak tanggal 14 Maret. Massa pendemo menamakan diri dari Parlemen Jalanan dan Front Pepera PB. Intinya, mereka menolak keberadaan PT Freeport Indonesia di tanah Papua.


Tiga tuntutan utama adalah, pertama, meminta PT Freeport Indonesia ditutup. Kedua, meminta pasukan TNI/Polri ditarik dari lokasi Freeport, dan ketiga, bebaskan 7 tahanan akibat bentrokan di Timika, Papua.


Tidak sampai hitungan menit setelah terdengar suara peringatan tadi, lima aparat kepolisian dari pengendalian masyarakat (Dalmas) Polda Papua keluar dari barisan. Tiga orang dari sebelah kiri massa, dan dua dari sebelah kanan. Tanpa komando yang jelas, mereka langsung menyemprot gas air mata ke arah massa.


Dengan sigap massa pendemo dibubar paksakan. Mereka dipukul mundur secara paksa.


Tidak terima dengan perlakuan aparat, mahasiswa balik serang. Polisi terus dihujani batu dan lemparan kayu. Tiga anggota polisi meninggal di tempat.


Mereka adalah Pratu Daud Soleman, Seorang Anggota Pengendali Massa (Dalmas), Brigadir Syamsudin (Brimob) dan Briptu Arisona Horota (Brimob).


Mereka tak kuasa dan kabur. Pratu Daud dan Brigadir Syamsudin meninggal seketika. Sementara Briptu Arisona sempat dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Abepura, sebelum meninggal dengan luka tusuk di pinggang dan luka-luka akibat lemparan batu.


Ratusan mahasiswa melarikan diri. Sekitar belasan diantara mereka menyebarang ke Negara tetangga. Mereka meminta suaka di Negara Papua New Guinea. Sejak tahun 2006 hingga saat ini beberapa masih tetap berada disana.


Kira-kira pukul 14.00 WIT, aparat kepolisian dibantu Brimob Polda Papua mampu menguasai Abepura hingga Jayapura. Kota ini sangat tegang. Aktivitas lumpuh total. Tak ada warga sipil yang berani keluar dari rumah. Anak- anak sekolah yang baru saja pulang enggan berkeliaran.


Sore harinya, aparat kepolisian di bantu TNI AD melakukan operasi besar-besaran. Puluhan asrama mahasiswa yang tersebar di Abepura, dan Jayapura didatangi aparat. Tanpa sebab dan akibat, mereka diangkut paksa ke kantor polisi. Mereka dipukuli secara brutal. Bahkan ada yang dipaksa jadikan tersangka.


Besoknya, sekitar pukul 08.00 WIT pagi, pasukan Brimob masih melakukan penyisiran disekitar kawasan Abepura dan Kampus Uncen. Aksi tembakan ke udara ini masih berlangsung sekitar 1 jam dan sempat membuat warga sekitar ketakutan, terutama anak- anak.


Dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat, Brimob melakukan penyisiran di wilayah Abepura dan Kotaraja dengan mengeluarkan tembakan ke udara. Akibat dari tembakan tersebut 3 warga sipil terkena peluru nyasar yaitu Solehah (39) terkena peluru di paha kanan, Ratna Sari (12) terkena pada jari kaki kanan, dan Chatrin Ohee (9) terkena di bagian bahu kanan.


Selain itu, personil Brimob Papua juga melakukan sweeping terhadap setiap kendaraan yang melintas di jalan dekat Markas Brimobda Papua Kotaraja.


Dari 73 orang yang ditangkap saat aksi massa, setidaknya 10 orang telah dijadikan tersangka. Dan mendapatkan hukuman. Namun, dari pihak aparat, tidak ada satupun yang dijadikan tersangka.


*sumber: suarapapua.com*




REKAMAN VIDEO
⚠️WARNING: GRAPHIC CONTENT⚠️
Shock/Gore/Creepy/Disturbing/Facts/News/TrueCrime/Caught On Video. Blog ini memuat berita, foto, video atau insiden mengerikan dari berbagai tempat di dunia.

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.